Sumenep, Jawa Timur – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Madura, Jawa Timur, hari ini, Minggu (7/12/2025), menuntaskan seluruh persiapan penyelenggaraan Konferensi Cabang (Konfercab) 2025. Forum permusyawaratan tertinggi di tingkat cabang ini dipastikan menjadi momentum strategis penentuan arah gerakan khidmat keumatan selama lima tahun ke depan.
Konfercab kali ini dipusatkan di kompleks Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk—sebuah lokasi yang penuh dengan sejarah masyayikh dan tradisi keilmuan pesantren.
Mengusung Tema Sentral ‘Satu Fikrah, Satu Harakah’
Konfercab NU Sumenep 2025 mengusung tema agung “Satu Fikrah, Satu Harakah”. Tema ini menekankan pentingnya kesatuan pandangan (fikrah) dan kesatuan gerak langkah (harakah) seluruh jamaah dan jam’iyah NU di Sumenep dalam menjalankan khittah organisasi.
Acara akbar ini dijadwalkan dihadiri langsung oleh jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), tokoh-tokoh dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, unsur Forkopimda Kabupaten Sumenep, serta para masyayikh dan tokoh masyarakat.
Persiapan Tuntas, Menuju Pleno PBNU
Ketua Panitia Konfercab, Kiai A. Kurdy Khan, memastikan bahwa seluruh persiapan teknis dan logistik telah rampung secara intensif.
“Persiapan sudah hampir sempurna, sekitar 99 persen. Insyaallah Konfercab NU Sumenep siap dilaksanakan hari ini,” ujar Kiai Kurdy Khan, Minggu pagi (7/12).
Ribuan kader dan pengurus NU di Sumenep diperkirakan mengikuti kegiatan ini. Panitia telah menyebarkan undangan resmi kepada peserta yang memiliki Surat Keputusan (SK) aktif.
“Dari tiap MWCNU (Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama) kami undang 5 orang sebagai peserta, sementara dari Ranting juga 5 orang masing-masing bertindak sebagai peninjau,” jelasnya.
Hak Suara dan Grade B PCNU Sumenep
Kiai Kurdy Khan menambahkan, hasil verifikasi PBNU beberapa waktu lalu menempatkan PCNU Sumenep pada kategori Grade B. Konsekuensi dari grade ini adalah penyesuaian aturan hak suara.
“Berdasarkan aturan baru PBNU, yang memiliki hak suara (memilih) hanyalah perwakilan dari MWCNU. Sementara perwakilan Ranting berstatus peninjau,” terangnya.
Meski demikian, kehadiran perwakilan Ranting tetap dianggap vital. Konfercab, jelasnya, tidak hanya berkutat pada pemilihan pimpinan tertinggi (Rois dan Ketua Tanfidziyah).
“Konferensi itu bukan sekadar memilih pemimpin. Ada penyusunan rekomendasi, rumusan strategi, dan arah kerja PCNU untuk lima tahun mendatang. Jadi semua peserta perlu mengetahui arah besar organisasi ke depan,” imbuhnya.
Agenda Krusial Konfercab: Dari Sidang Komisi hingga AHWA
Rangkaian agenda Konfercab dijadwalkan berlangsung padat mulai pagi hingga malam hari, mencerminkan pentingnya forum ini:
-
Pembukaan (08.00 WIB): Diawali registrasi dan pengarahan dari jajaran PBNU.
-
Sidang Pleno I (10.30–11.30 WIB): Agenda pengesahan tata tertib dan agenda konferensi, dipimpin oleh PBNU atau PWNU.
-
Sidang Pleno II (12.30–13.30 WIB): Fokus pada Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PCNU Sumenep masa khidmat 2020–2025.
-
Sidang-Sidang Komisi (13.30–15.00 WIB): Dilanjutkan dengan sesi komisi yang melibatkan seluruh peserta (MWCNU dan peninjau Ranting), meliputi komisi: Keorganisasian, Rekomendasi, dan Keagamaan.
-
Sidang Pleno III (15.30–16.30 WIB): Pembahasan dan pengesahan seluruh hasil sidang komisi.
-
Sidang Pleno IV (19.00–22.00 WIB): Sesi paling krusial. Agenda meliputi pernyataan demisioner pengurus, penetapan anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA), pemilihan Rais, pemilihan Ketua PCNU, dan penetapan formatur.
Acara ditutup pada pukul 23.00 WIB dengan sambutan dari Rais dan Ketua Terpilih, diikuti dengan pembacaan doa penutup. Konfercab NU Sumenep 2025 diharapkan melahirkan pemimpin dan rumusan program kerja yang mumpuni untuk kemaslahatan ummat di Bumi Garam.


















