SUMENEP – Pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Sumenep masa khidmat 2025-2030 yang digelar di Pondok Pesantren Annuqayah Latee, Guluk-Guluk, pada Ahad (07/12/2025), diselimuti momen politik yang sensitif. Wakil Bupati Sumenep, KH Imam Hasyim, yang hadir mewakili Pemkab, secara terbuka menyampaikan rasa ketersinggungannya di hadapan ulama dan kiai sepuh karena tidak disebutkan dalam sambutan Ketua Panitia, meskipun telah memberikan kontribusi finansial yang signifikan.
KH Imam Hasyim, yang juga menjabat Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep, mengutarakan hal tersebut saat menyampaikan sambutannya setelah Ketua Panitia.
Sentimen Kontribusi dan Khidmah Politik
Wabup Imam Hasyim menekankan bahwa khidmah (pengabdian) politik yang ia lakukan kepada NU tidak seharusnya diabaikan. Ia mengungkapkan bahwa kontribusi tersebut disalurkan melalui jalur institusional partai.
“Namun begini K. Kurdi, kami merasa tersinggung karena kami juga nggak disebut, karena kami selaku DPC PKB melalui Fraksi Kebangkitan Bangsa, ya walaupun sedikit tapi hampir Rp 20 juta kami membantu kepada jalannya konferensi pada saat sekarang ini,” ujar Kiai Imam Hasyim.
Pernyataan ini menyoroti gesekan yang kerap terjadi antara Logika Khidmah Ikhlas khas NU dengan Logika Politik Transaksional (pengakuan dan exposure). Kiai Imam Hasyim bahkan sempat membandingkan dengan pihak di luar NU, “Entah kalau yang dari Muhammadiyah, nggak tahu itu Ketua Muhammadiyah adalah teman saya,” imbuhnya, mempertegas bahwa ia merasa diabaikan oleh panitia dari organisasi yang ia dukung.
Suksesi Kepemimpinan PCNU di Pondok Annuqayah
Di tengah dinamika politik ini, Konfercab NU Sumenep berhasil menyelesaikan agenda utamanya, yaitu memilih dan menetapkan dua pucuk pimpinan: Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah.
Rais Syuriyah Ditetapkan oleh AHWA
Proses pemilihan Rais Syuriyah dilakukan melalui mekanisme Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA), sebuah majelis yang terdiri dari lima ulama sepuh yang dipercaya. Anggota AHWA dipilih berdasarkan usulan dari 24 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU).
Setelah melalui musyawarah anggota AHWA yang kredibel, ditetapkanlah:
-
Rais Syuriyah PCNU Sumenep Masa Khidmat 2025-2030: KH Ahmad Washil Hasyim.
KH Ahmad Washil Hasyim, Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Payung Ganding, menyatakan kesediaan menerima amanah tersebut, sambil menegaskan bahwa ia “tidak sedang menduduki jabatan partai politik,” sebuah persyaratan krusial bagi Rais Syuriyah.
Ketua Tanfidziyah Terpilih
Sidang Pleno IV kemudian berlanjut pada pemilihan Ketua Tanfidziyah, yang akhirnya menetapkan:
-
Ketua Tanfidziyah PCNU Sumenep Masa Khidmat 2025-2030: KH MD Widadi Rahim.
Pemilihan ini dipimpin oleh jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, menegaskan legitimasi struktural keputusan tersebut.
Wakil Bupati Imam Hasyim menutup sambutannya dengan menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo yang sedang menjalankan tugas di Jakarta. Momen ini menjadi penutup yang kontras, di mana khidmah politik bertemu dengan proses suksesi kepemimpinan jam’iyyah yang khidmat.


















