MaduraExpose.com- Perhelatan akbar tahunan bertajuk ‘Semalam Di Madura’ mendapat sorotan atajam dari banyak kalangan, terutama dari aktivis Pamekasan.
Pasalnya, tajuk yang digunakan tidak mewakili ikon kebudayaan masyarakat Madura. Endingnya banyak hal-hal penting yang menjadi aset budaya tidak terwakili secara keseluruhan.
“Semalam di Madura itu hanya mewakili bagian kecil dari kebudayaan kita. Belum menyentuh subtansialnya seperti masalah potensi terabaikan alias tidak tersampaikan kepada masyarakat luas”, ujar Samhari, S.IP,pemerhati Sosial kaum pinggiran di Pamekasan, Madura,Jawa Timur,Minggu (19/10/2014).
Mantan aktivisi GMNI Malang, Jatim ini menilai perayaan Semalam di Madura,yang dilakukan secara rutin di Kabupaten Pamekasan itu, sejauh ini belum mengangkat sejumlah potensi yang ada, kecuali seputar budaya.
“Sejauh ini kegiatan semalam di Madura hanya fokus masalah budaya. Harusnya acara ini menyentuh pada potensi ekonomi yang layak ‘dijual’ ke masyarakat luar”, tandasnya.
Pihaknya menyindir, tajuk acara ‘Semalam di Madura’ sama sekali tidak mewakili kepentingan masyarakatnya secara global. Berbeda ketika menggunakan tema ‘Semalam Budaya di Madura. Yang terakhir ini jauh lebih mengakomodir kepentingan masyarakatnya.
“Dilihat dari judul acara saja ‘Semalam di Madura’. Bukan ‘Semalam
budaya di Madura’. Imbuhnya.
Dia mengaharapkan, kedepan perhelatan ‘semalam Di Madura’ akan lebih
memperhatikan semua aspek kekayaan yang ada di Madura. Supaya acara
tersebut tidak ‘hanya’ terkesan sebagai ajang ceremonial saja.