Sumenep (MaduraExpose.com) – Nasib nahas menimpa Sulaiman (33) warga di Desa Daramista, Kecamatan Lenteng, Sumenep, yang nyaris kehilangan nyawanya, justru saat korban diajak makan bersama oleh sahabat karibnya di Desa Tambak Sari, Kecamatan Rubaru, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Sebelum insiden berdarah yang nyaris merenggut nyawa korban, Sulaiman diajak makan Rhm (inisial), yang bisa jadi sebagai penghormatan terhadap tamunya.
Hasil konfirmasi langsung ke pihak korban di RSUD H. Moh. Anwar Sumenep, korban menceritakan kronologis insiden pembacokan dirinya yang semula dilakukan oleh dua orang di dekat rumah korban di Desa Tambaksari.
“Saya di kasih makan sama teman saya di rumahnya di Tambaksari, tapi belum selesai saya malah diusir dengan alasan saya di cari orang mau dibunuh”, terang Sulaiman dengan suaranya yang sangat lemah karena akibat pendarahan serius di kepala bagian belakang, Minggu (17/8/2014).
Masih menurut Sulaiman, saat diusir dari rumah temannya di Desa Tambaksari, korban sempat menolak karena dirinya tidak takut dengan ancaman orang yang dimaksud tuan rumah.
“Pokoknya kamu harus pergi dari rumahku sekarang. Lihat diluar abanyak orang yang mencarimu”, imbuh Sulaiman menceritakan ucapan pemilik rumah itu.
Korban menolak pergi dari rumah temannya, karena pihaknya merasa tidak pernah berbuat salah dan berani menghadapi ancaman apapun dari orang lain. Karena terus didesak pergi oleh pemilik rumah, akhirnya korban langsung mengambil kendaraannya dan pergi meninggalkan rumah temannya. Namun baru beberapa meter mengendarai speda motornya, tiba-tiba dua orang tak dikenal menghentikan korban dengan mengacuangkan celurit dan langsung menebaskannya ke kepala korban.
“Kalau sekarang kamu mampus”, imbuh Sulaiman menirukan dua orang yang membacoknya dengan celurit dikepalanya. Semula korban masih mampu mengimbangi serangan dua orang tersebut dengan tangan kosong. Anehnya, dua pembunuh misterius itu tiba-tiba meneriaki korban dengan maling. Tak ayal, puluhan warga berdatangan dan langsung menghajar korban hingga sekarat dan pingsan di TKP karena kehabisan darah.
“Padahal saya bermain dirumah teman, kenapa dua orang itu ingin membunuhku dan mungkin karena kewalahan, mereka berdua meneriaki saya maling. Dalam hitungan menit, sebanyak enam orang datang membawa celurit dan membacok kepalaku. Habis itu massa juga memukuli tubuh saya seperti binatang hingga saya tak sadarkan diri”, tambahnya lagi dengan raut wajah pucat.
Sementara Baidawi, kakak korban mengaku tidak terima terhadap penganiayaan yang mengarah pada pembunuhan berencana terhadap adik kandungnya yang saat ini masih terbaring lemas karena pendarahan akibat luka bacok dibagian kepalanya yang cukup parah.
:”Atas kejadian yang hampir merenggut nyawa adik saya, kami meminta Kapolsek Rubaru dan Kapolres Sumenep segera menangkap para pelaku dan menyeret mereka ke meja hukum”, ujar Baidawi, kakak korban dengan penuh emosi, Minggu (17/8/2014).
Sayangnya, Kapolres Sumenep AKBP Mardjoko maupun Kasatreskrim Polres Sumenep belum ada keterangan apapun saat tim investigasi menyampaikan konfirmasi kasus penganiayaan berat yang menimpa Sulaiman, warga Desa Daramista, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura.
Kasus ini dinilai sejumlah kalangan terasa sarat kejanggalan, karena korban hampir dibunuh pada siang hari, justru saat bertamu kerumah teman sendiri, yang kemudian dikasih makan dan diusir dengan alasan ada yang mencarinya dan sudah mengepung rumah tuan rumah disekitar lokasi pembacokan korban.
Untuk diingat, berdasarkan pengakuan korban, peristiwa yang mengarah pada pembunuhan berencana yang nyaris merenggut nyawa Sulaiman itu, terjadi usai shalat Jum’at (15/8) kemarin, Tempat Kejadian Perkara (TKP) tak jauh dari rumah temannya yang sebelumnya ngasih makan korban, yakni di Desa Tambaksari, Kecamatan Rubaru, Sumenep, Sedang tempat domisili di Desa Daramista, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur. (fay/fer)