Scroll untuk baca artikel
Hot Expose

Sepak Terjang Penegak Hukum Dibalik Mundurnya dr Rizka

Avatar photo
129
×

Sepak Terjang Penegak Hukum Dibalik Mundurnya dr Rizka

Sebarkan artikel ini

Hasil wawancara khusus Redaksi MaduraExpose.com dengan Imam Syafii, Ketua PMII Sumenep, Sabtu Malam 10 Januari 2015
ist
Hingga saat ini, mundurnya dr Anugerah Rizak Rahadi dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumenep masih menjadi tanda tanya besar dikalangan para pejabat dan penggiat LSM dan masyarakat umum. Pasalanya, dr Rizka (pangggilan sehari-hari,Red) menyatakan mundur secara tiba-tiba tanpa memberikan alasan yang jelas. Diduga kuat, pihaknya mengetahui sejumlah kasus besar yang berkaitan dengan para petinggi pejabat di internal Pemkab Sumenep.

Setelah melakukan penelusuran cukup lama dari berbagai sumber, Redaksi MaduraExpose.com memutuskan untuk mengangkat persoalan tersebut di harian online yang memang eksis menyajikan informasi hukum, sesuai dengan mottonya, MaduraExpose.com, Mengawal Kepastian Hukum.

Sabtu malam (10/1/2015) Redaksi menjumpai Imam Syafii, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumenep dilesehan Labang Mesem sisi timur,guna melakukan wawancara khusus terkait mundurnya dr Rizka yang kasusnya sudah tenggelam tak tersentuh media.

“Dalam penelusuran kami selama ini, bahkan saat dr Rizka menyatakan mundur secara tiba-tiba dan ituu mengagetkan banyak pejabat, saya langsung menjumpai sejumlah pejabat, baik di kalangan Pemkab maupun di Kajaksaan Negeri Sumemnep. penyeba mundurnya dr Rizka sudah bisa kami simpulkan”, terang Imam Syafii, Ketua PMII Cab. Sumenep, Madura, Sabtu Malam (10/1).

Imam menduga, mundurnya dia dari jabatan Kepala Dinas Kesehatan karena dugaan kuat beliau diintimidasi dan ultimatum dari oknum pejabat dan oknum aparat yang mengancam akan menghukum dia jika tidak mengakui sebuah kasus yang dituduhkan. namun Imam tidak membuka oknum pejabat yang mana dan kasus apa yang membelenggu dr Rizka.

“Karena saya bukan penyidik, jadi tidak bisa men-justice apakah dr Rizka benar-benar bersalah, atau dia hanya dikorbankan atau malah jadi korban arogansi oknum pejabat. Tetapi beberapa hari setelah geger dr Rizka mundur, saya diajak Pak Kajari Sumenep yang baru acara makan-makan. Saya juga sudah bicara langsung dikantornya masalah tersebut. Ada kesimpulan, jika dia jadi korban dan mengalami tekanan psikis yang luar biasa”, imbuhnya.

Aktivis mahasiswa asal Kecamatan Talango ini menambahkan, dr Rizka pernah dipanggil Kejaksaan Negeri Sumenep dalam sebuah kasus. Tetapi tidak jelas kasus yang disangkakan. Edningnya, lanjut Imam, dr Rizka tiba-tiba menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Madura.

Seperti ramai diberitakan banyak media sebelumnya, dr Anugerah Rizka Rahadi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kadis Dinkes Sumenep pada bulan April 2014 lalu. Beberapa staf dan pejabat yang dihubungi awak media saat itu semuanya mengaku tidak tahu alasan Rizka mundur. Salah satu orang dekat dr Rizka saat itu mengatakan bahwa atasannya menyatakan hendak mundur dari jabatannya pada saat apel sore, Jum’at 11 April 2014 lalu.

“Beliau hanya memberitahu kami jika akan mundur dari jabatannya. Beliau tidak menjelaskan alasannya pada kami”, ujar salah satu staf yang meminta identitasnya tidak dimunculkan dimedia.

Rasa penasaran para awak media saat itu dalam mencari tahu alasan dr Rizka mundur terus menggebu-gebu. Saking ‘negebetnya’ sejumlah kuli tinta mendatangi rumah kepala dinas kesehatan yang ada di Desa Kolor, Kecamatan Kota, Sumenep, untuk meminta keterangan. Sayangnya, saat itu, wartawan hanya ditemui istrinya dengan alasan dr Rizka belum bisa diganggu oleh siapapun.

Sejumlah wartawan, akhirnya disarankan istri dr Rizka untuk menanyakan langsung persoalan tersbeut ke Bupati Sumenep A.Busyro karim. Namun setelah bertemu orang nomor satu di Sumenep, para Jurnalis malah disarankan untuk meminta keterangan langsung kepada dr Rizka yang tiba-tiba memilih mundur dari jabatannya.

“Silahkan rekan-rekan media menanyakan langsung kepada yang bersangkutan. Lebih pas ke yang bersangkutan, karena ini masalah pribadi”, ujar Bupati Busyro saat itu.

(Lis/Fer)