Maduraexpose.com— Di Era Achmad Fauzi masih menjabat Wakil Bupati (Wabup) Sumenep mendampingi Bupati Busyro Karim sempat terjadi gelombang penolakan relokasi PKL taman bunga ke pasar Bangkal.
Saat ini, di Era Achmad Fauzi menjabat Bupati Sumenep pun terjadi lagi relokasi PKL di sejumlah kawasan dan hal itu mulai mendapat penolakan dari sejumlah pedagang kaki lima. Bahkan, sejak Sabtu (17/2) malam sejumlah PKL sudah muncul pelarangan berjualan di kawsan Jl.Dr Cipto dan Jl.Trunojoyo Sumenep mengaku ressah karena dipaksa untuk meninggalkan lapak mereka untuk pindah ke Tajamara.
Sejumlah PKL yang mengadukan nasibnya ke media ini sangat khawatir pemindahan lapak jualan ke Taman Jajan Madura (Tajamara) akan mengancam penghasilan mereka. Tempat baru untuk relokasi dinilai terlalu masuk kedalam dan sepi pengunjung.
Terkait dengan relokasi yang terkesan dipaksakan ini dikhawatirkan akan membawa gejolak baru dikalangan PKL. Itu terjadi karena puluhan PKL tidak diperlakukan sama dan bebas seperti diadukan PKL, bahwa ada beberapa titik di jantung kota malah bebas berjualan dibahu jalan, seperti terlihat di kawasan Jl Diponegoro sebelumnya.
““Jika dipindah ke Tajamara, kami khawatir akan sepi pembeli karena lokasinya agak tertutup. Intinya kami keberatan dengan relokasi ini,” ujar salah satu keluarga PKL yang terdampak relokasi.
Sebelumnya, Presma Unija Tolak Amir dengan keras mengecam pengusiran PKL disejumlah tempat karena terkesan tebang pilih. Selain itu, pihaknya meminta Pemkab menyediakan tempat jualan yang lebih strategis bukan malah sebaliknya.
Pihaknya sempat menyaksikan langsung perlakuan oknum petugas yang mengusir PKL. Untuk itu, Tolak Amir mengeluarkan peringatan keras agar tidak tebang pilih dalam melakukan upaya penegakan Perda.
“Pemerintah harusnya menyediakan tempat relokasi yang strategis sebagai zonasi PKL agar mudah dijangkau tanpa harus menciderai peraturan daerah yang dianggap tidak memihak pada masyarakat kecil,” kata Tolak Amir
Mahasiswa asal Kecamatan Lenteng itu menambahkan, sejauh ini Pemkab Sumenep cenderung menggaungkan keberpihakannya terhdap PKL. Namun realitas dilapangan justru bertolak belakang.
“Justru yang terjadi malah sebaliknya, Pemkab terkesan setengah hati memperjuangkan hak-hak PKL,” imbuhnya.
Bahkan dirinya juga menyinggung pasca relokasi PKL di Taman Bunga yang saat itu Achmad Fauzi masih menjabat sebagai Wakil Bupati Suemenep mendampingi Bupati Busyro Karim, yang dinilai tidak sepenuhnya efektif.
“Sejak PKL Taman Bunga Sumenep direlokasi ke area Pasar Bangkal, justru tidak sepenuhnya efektif. Banyak pedagang kesulitan mencari tempat yang strategis, akhirnya menumpuk Jl. Diponegoro yang menggangu trasnportasi,” tandasnya. [dbs/red]