Sumenep- empat tahun sudah jembatan Suramadu diresmikan, namun pembangunan di Madura hingga saat ini masih stagnan, masyarakat Madura belum menikmati bagi hasil dari jembatan terpanjang se asia itu.. Hal ini terjadi karena Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) dinilai kurang maksimal dalam membangun komunikasi dengan 4 Bupati di Madura.
Anggota DPR RI, Achsanul Qosasi, mengatakan, BPWS sekarang cenderung setiap harinya hanya menghitung hasil tol Suramadu. “Mestinya BPWS lebih jauh memikirkan tentang bagaimana Madura kedepan dengan mengoptimalkan sarana jembatan yang sudah berdiri sejak 4 tahun lalu itu,” terangnya.
Dikatakan Achsanul Qosasi, pengembangan pembangunan wilayah Suramadu hanya akan bisa terjadi Jika BPWS bisa mensinergikan empat Bupati Di Madura. Mereka tidak harus duduk bareng, akan tetapi paling tidak datangi satu persatu kepala daerah itu, terutama Bupati Bangkalan,”Kemudian bikin negosiasi ajak mereka bicara tentang pembangunan di Madura,” terang AQ sapaan akrabnya Achsanul Qosasi
Tapi yang terjadi saat ini kata AQ BPWS lemah dalam komunikasi, bernegosiasi dengan empat Bupati di Madura, bahkan pendekatan terhadap masyarakat juga lemah akibatnya pembangunan di Madura mandeg, dan jembatan Suramadu kurang memberikan manfaat terhadap rakyat Madura. Jika pembangunan di Madura lebih baik, maka masyarakat Madura harus bisa memanfaatkan sarana Suramadu dengan cara mengembangkan wilayah di kaki jembatan tersebut.” Suramadu untuk Madura, tapi belum dimiliki orang Madura, ini disajikan oleh pemerintah pusat untuk orang Madura, manfaatkan sarana Surmadau ini dengan cara sarana wilayah di kaki Suramadu harus dikembangkan,” terangnya.
Ditambahkan AQ, gara-gara BPWS tidak mampu mengembangkan pembangunan di Madura, maka anggaran yang dipersiapkan pemerintah pusat untuk BPWS senilai Rp 129 milyar pada APBN tahun 2012 akhirnya mubadzir, dana itu tidak terserap. (tgh/shb/MCcom)