Sumenep, MaduraExpose.com- Ratusan Buku pelajaran program pengadaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2010 yang belum di distribusikan akhirnya ditemukan. Dinas pendidikan terpojok dengan adanya penemuan buku DAK di sekretariat GP Ansor Cabang Sumenep.
Aktivis Sumenep Coruption Wach (SCW), Moh Junaidi mengatakan diduga kuat terdapat ada keterlibatan oknum pengurus Ansor cabang Sumenep dalam penyembunyian buku tersebut. Sebab sudah jelas di kardus buku itu tertera program DAK 2010.
“Buku ini kan mestinya sudah didistribusikan sejak tahun pengadaannya, kenapa sampai sekarang masih belum di distribusikan? Anehnya lagi ada di kantor Ansor yang mestinya ada dikantor dinas pendidikan. Ini kemungkinan ada permainan keterlibatan oknom pengurus Ansor dalam proyek DAK ini”. Katanya.
Moh Muhri zain saat dikonfrimasi melalui pesan singkat kepada awak media mengaku belum mengetahui keberadaan buku yang diduga program DAK 2010 yang berada di kantornya. Sejauh ini di kantor PC Ansor hanya ada 15 kardus buku titipan dari teman saya anggota pengurus Ansor juga.
“kalau buku pengadaan program DAK 2010, saya kurang tahu, yang saya tahu dikantor ada titipin buku ke temen saya cak Muksid pengurus Ansor cabang juga. Cuma kata cak muksid buku itu titipan dari temannya dari jokjakarta” akunya.
Terpisah, Anggota dewan pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) Ahmad
Nofel mengatakan, adanya temuan buku DAK tahun 2010 tersebut jelas sudah merupakan pelanggaran. Pihak dinas pendidikan menurutnya telah menyalahi aturan pendistribusian DAK. Menurutnya, buku DAK tersebut mestinya sudah didistribusikan mengingat sekarang sudah masuk akhir tahun anggaran tahun 2014.
“yang saya tidak mengerti, apakah pengdaan buka DAK 2010 itu ditenderkan pada tahun 2014, atau memang seharausnya didistribusikan pada tahun anggaran tahun 2010. Hingga sejauh ini kami selaku dewan pendidikan masih akan menelusuri lebih jauhn” katanya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Ach Shadik mengaku tidak tahu, sebab belum pernah mendapat laporan terkait buku pelaran program DAK tahun 2010.
“kami belum mendapat laporan, dan secepatnya berkordinasi untuk memastikan keberadaan buku tersebut,” singkatnya.
(Guk/Fer)