Scroll untuk baca artikel
Catatan RedaksiHeadline News

Koalisi PKB-PDIP Menguat, Kader PAN Hantui Pencalonan Herman Dali Kusuma

Avatar photo
842
×

Koalisi PKB-PDIP Menguat, Kader PAN Hantui Pencalonan Herman Dali Kusuma

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ferry Arbania

Kalkulasi politik jelang Pemilihan Kepala Derah (Pilkada) Sumenep tahun ini terbilang cukup rumit karena jadwal pelaksanaannya berdekatan dengan Pilpres yang telah dimenangkan oleh Pasangan Prabowo-Gibran.

Saking rumitnya, Ketua DPC PKB melalui media justru tidak melarang kadernya untuk mencalonkan diri melalui parpol lain, termasuk PDI Perjuangan.

Adalah Herman Dali Kusuma mantan Ketua DPRD Sumenep yang merupakan politisi kawakan PKB dan telah mendaftar sebagai Bakal Cawabup melalui penjaringan yang dilakukan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep.

Sosok Herman Dali Kusuma dinilai memiliki kedekatan khusus dengan elit PDI perjuangan sejak pertamakali PKB dan PDIP mengusung A.Busyro menjadi Bupati Sumenep hingga dua priode. Politisi asal Kecamatan Talango inilah yang paling “rajin” dan gigih melakukan kampanye dan turun kebawah bersama Almarhum Sanhaji politisi PKB asal Kecamatan Ganding yang juga mantan Anggota DPRD Sumenep.

Saking kuatnya koalisi PKB-PDIP Sumenep saat itu, sampai-sampai ada yang menjulukinya dengan istilah “Koalisi Semangka”. Koalisi pertama PKB-PDIP sukses mengantarkan A.Busyro Kairm- Songkono Sidik (Abussidik) menjadi Kepala Daerah hasil Pilkada Sumenep 2010 yang sempat berjalan dua putaran.

Di putaran Kedua ini DPP PAN mendukung paslon Abussidik. Kondisi politik saat itu cukup panas. Bahkan, Ketua DPD PAN Sumenep, Malik Effendi saat itu beralasan, dukungan PAN terhadap pasangan Abussidik dengan mencantumkan 3 kriteria, yakni amanah, Leadership (kepemimpinan) dan intelektualitas calon pemimpin.

Malik menyebut, kriteria itu ada pada pasangan calon Abussisik, sehingga secara aklamasi memutuskan dukungannya kepada pasangan calon yang diusung oleh PDIP-PKB kala itu.

Dijelaskan Malik Efendi, keputusan dukungan terhadap pasangan calon untuk Pilkada putaran II kala itu wajib hukumnya dipatuhi oleh seluruh pengurus, maupun kader PAN di Kabupaten Sumenep.

Untuk menunjukkan soliditas dukungannya, Malik sempat mengancam akan memecat siapapun pengurus atau kader PAN yang tidak taat atau mbalelo atas keputusan tersebut.

Terbaru, Politikus senior PAN Sumenep Faisal Muhlis telah mendaftar sebagai calon wakil bupati (cawabup) Sumenep dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Hadirnya sosok Faisal Muhlis ini menjadi “ancaman” koalisi PKB-PDI Perjuangan yang sebelumnya juga dikenal dengan istilah “Koalisi Permanen”.

Sementara Herman Dali Kusuma, hari ini telah mengikuti Pembekalan Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakada) oleh Ketua umum DPP PKB di Surabaya.
“Ya karena di PKB juga tidak ada larangan berkoalisi dengan partai lain,”. Demikian Herman Dali Kusuma dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pribadinya, Sabtu 04 Mei 2024.

Potensi PAN Koalisi PDIP, PKB Calonkan Kader Sendiri
Munculnya sosok Faisal Muhlis politisi PAN Sumenep berpotensi adanya koalisi PDIP-PAN, yang sekaligu bisa memecah kembalinya koalisi permanen PKB-PDIP Sumenep.

Kemungkinan itu bisa saja terjadi dengan munculnya sosok KH.Unais Ali Hisyam yang dinilai sosok kader paling berpengaruh yang selama ini diharapkan bisa maju mengalahkan petahana. Sayangnya, sejak Pilkada Sumenep sebelumnya, sosok Unais Ali Hisyam belum diberi kesempatan oleh DPP PKB memberinya tiket atau rekomendasi pencalonan mantan Anggota DPR RI tersebut.

Banyak pihak memprediksi, jika Unais Ali Hisyam diberi kesempatan oleh DPP untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah, maka PKB akan lebih mudah menaklukkan petahana yang merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan.

Tanda-tanda DPP PKB akan merekom KH Unais Ali Hisyam belum terlihat, namun sejumlah elit PKB di Sumenep sangat yakin peluang Pengasuh Pondok Pesantren Aswaj Ambunten itu akan diberi kesempatan dalam kontestasi Pilkada tahun ini.

Sayangnya, baik elit PKB maupun Unais Ali Hisyam belum bersedia memberikan keterangan resmi terkait dengan kemungkinan jatuhnya rekom DPP PKB tersebut.

PKB Sumenep sepertinya berhitung cermat soal kemungkinan mengusung kader sendiri atau justru melanjutkan koalisi permanen bersama PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep.

Saat ini publik hanya bisa meraba-raba, jika PDI Perjuangan Sumenep menggandeng koalisi dengan PAN, maka peta politik akan lebih dramatis. Namun jika PDI Perjuangan berkoalisi dengan PKB, peluang memasangakn Achmad Fauzi-Herman Dali dinilai pilihan yang lebih cermat.

Kendati demikian, bukan mustahil, bukan mustahil kalau PKB mau berdiri tegak mencalonkan kader sendiri. Hal itu sangat mungkin juga dilakukan PDI Perjuangan mengusung kadernya sendiri baik Cabup maupun Cawabup, meski kemungkinan ini lebih kecil.

Disisi lain, banyak yang berhitung soal Nurfitriana yang juga mendaftar penjaringan Cawabup PDI Perjuangan. Ada yang menilai, sosok Busyro Karim yang telah dua priode menjadi Bupati Sumenep juga tidak bisa dianggap sepele. Sosok inilah yang memungkinkan PDIP Sumenep berhitung cermat untuk merangkul suara PKB yang kerap diidentikkan dengan kaum Nahdiyin.

Ditengah lobi-lobi politik jelang Pilkada Sumenep ini, PKB diharapkan segera menentukan secara kongkret apakah hendak mendukung kader sendiri atau sebaliknya berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Hal ini diharapkan memperkuat basis dukungan kader dibawah. Termasuk menghitung kembali posisi Dewi Khalifah atau Nyai Eva apakah tetap dipertahankan oleh Cabup Petahana atau justru mengusung Faisal Muhlis dari PAN.

Dengan melihat masa lalu politik PDI Perjuangan, bisa saja Nyai Eva bernasib sama dengan Almarhum Soengkono Sidik yang hanya “dipakai” priode pertama hasil koalisi PKB-PDI Perjuangan. Itu terjadi karena pada priode kedua saat itu, PDIP memilih Achmad Fauzi keponakan Said Abdullah menjadi Cawabup mendampingi A.Busyro Karim.

Sukses koalisi PKB-PDIP ini rupanya tak lagi berlanjut, dan malah bubar dengan sendirinya karena kedua parpol tersebut mengusung calon sendiri. PKB memilih tokoh yang bukan kader yakni Fattah Jasin yang berpengalaman di birokrasi sebagai Calon Bupati, sedangkan KH Unais Ali Hisyam yang nota bene kader PKB sendiri terpaksa harus gigit jari.[*]