Madura Expose- Sikap berbelit-belit dan tidak jelas yang selama ini ditunjukkan pihak Bulog Sumenep dan Divre XII Madura, Jawa Timur membuat amarah kepala desa tak lagi bisa ditahan.
Emosi para kades ini memuncak setelah adanya pengakuan dari pihak Divre Bulog XII Madura yang diamini oleh Ainul Fatah alias Minul, Kepala Bulog Sumenep dalam rapat tertutup dengan Bupati, Wabup, Kabag Perekonomian, Sekdakab, Kepala Dinas Sosial dan sederet pejabat Pemkab lainnya, kemarin.
“Sejak pertengahan 2015 lalu, pihak Bulog tidak pernah transparan kepada teman-teman kepala desa terkait jatah raskin yang tak kunjung didistribusikan ke puluhan Kades yang sudah membayar uang penebusan”, terang HM.Hasan Abd Hamid, Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Sumenep kepada Madua Expose, Jum’at Pagi (4/3/2016).
Pria yang kerap terlihat mengendarai mobil CR-Z ini menambahkan, selama ini pihak Bulog Sumenep, setiap kali ditanya kemana jatah raskin yang sudah ditebus, pihaknya selalu gigit jari karena hanya mendapat alasan-alasan yang terkesan dibuat-buat dan sangat tidak masuk akal.
“Masa kami disuruh menebus jatah raskin atau rastra 2016 dulu. Bulog ini aneh,begitu gilirannya kami tanya kemana jatah raskin 2015 bilangnya tidak ada beras. Tapi kami kok malah disuruh nebus raskin 2016. Maunya Bulog ini apa!?”, tandasnya.
Sementara Bupati Sumenep A.Busyro Karim membeberkan pernyataan Bulog yang mengatakan bahwa uang para kepala desa yang saat itu disetor untuk penebusan raskin 2015 masih utuh dan dititipkan kesalah satu Bank.
Informasinya, secara keseluruhan, uang tebusan yang sudah disetor para Kades itu berjumlah sekitar Rp 3,8 miliar.
[fer****]