MADURA EXPOSE—Merasa gerah dengan perlakuan Kabag Humas Pemkab Sumenep dan kroni-kroninya, belasan wartawan terpaksa meluruk ruang kerja Dihya (Didik) Suyuti yang dinilai tidak transparan dalam mengelola anggaran yang dialokasikan untuk biaya publikasi media massa, baik cetak maupun elektronik.
Sehari setelah gencar diberitaka dimedia online, seumlah uang iklan yang sudah tiga bulan tidak dibayar oleh Humas Pemkab Sumenep akhirnya dibayar cepat hari ini.
“Tadi siang sekitar adzan dhuhur, uang iklan saya tiba-tiba dibayar oleh Humas Pemkab melalui rekan Nita, rekan wartawan milik media Pemkab,” ujar Samaudin, Wartawan yang sebelumnya mengaku dipecat gara-gara uang iklan tidak dibayar humas, Rabu 18 Mei 2016.
Kendati uang iklannya sudah dibayar, Samaudin tetap merasa kecewa, karena sudah kehilangan pekerjaan gara ulah Kabag Humas Pemkab dan kroni-kroninya yang tidak bertanggung jawab.
“Ini gara-gara Kabag Humas dan kroni-kroninya yang tidak bertanggung jawab dalam pembayaran uang iklan. Akibatnya saya kehilangan pekerjaan. Saya sangat kecewa kenapa orang seperti ditaruh di bagia humas,” imbuh Samaudin menandaskan.
Sementara Moh. Hartono, Komisaris Utama Portal Madura mengatakan munculnya gejolak antara wartawan dengan bagian Humas Pemkab Sumenep, menunjukkan buruknya managemen kehumasan dan kebodohan mereka.
“Sekalipun uang iklan Mas Udin sudah terbayar, persoalan ini belum selesai. Apa yang dilakuka Humas Pemkab hanyalah kemitraann semu,” ungkap Hartono kepada Madura Expose.com, Rabu sore.
Mantan wartawan detik.com ini menambahka, biang kerok hubungan baik Pemkab dengan wartawan selama ini bermuara dari SDM yang bertugas di bagian Humas menunjukkan ketidak mampuan mereka dalam menerjemahkan tugasnya sebagai public ralation.
“Sudah jelas Humas tidak punya kemampuan dibidang IT. contohnya, kenapa semua media elektronika hanya diatah 74 juta , padahal copy right lebih mahal, media online dilecehkan lebih murah dari media cetak. Itu menunjukkan kebodohan Kabag Humas Pemkab Sumeep”, tandasnya lebih pedas.
Bos Loundry88 ini juga menyesalkan orang semacam Kabag Humas dan antek-anteknya masih dibiarkan menempati posisi humas pemkab.
“Dari dua item yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan kalau Kabag Humas Pemkab Sumenep (Dihya Suyuti) tidak layak. Tidak hanya kepada personnya, tetapi kepada kebijakan yang menempatkan dia. Kalau seseorang ditempatkan bukan pada ahlinya, tunggulah kehancurannya,”pungkasnya.
Sebelumnya Dihya Suyuti, Kabag Humas Pemkab Sumenep mengakui jika banyak uang iklan yang sengaja tidak dibayar denga alasan harus antri. Ia juga tidak menepis, jika dihumas Pemkab belum memiliki tenaga humas yang mampu dibidang IT. [M22/Fer]