MaduraExpose.com- Mantan pengurus GP Ansor Sumenep, Kidemang Zaenuri mengaku terkejut setelah mendengar para kiyai yang mengabdi lewat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kabupaten Sumenep diusir oleh pejabat Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) setempat.
“Tindakan Disbudparpora Sumenep ini sama halnya melukai hati para Ulama karena telah mengusir para ulama dari kantor tempat mereka menjalankan tugas selama bertahun-tahun”, ujarnya kepada MaduraExpose.com, Sabtu 6 Juni 2015.
Pihaknya menambahkan, pengusiran terhadap MUI dinilai tidak tepat karena belum ada kantor penggantinya. Dirinya menduga, pengusiran tersebut sarat dengan kepentingan politik menjelang Pilkada Sumenep.
“Saya tidak tahu persis motif pengusirannya itu apa. Harusnya ada solusi dulu dong”, imbuhnya.
Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbud) kabupaten Sumenep,mengusir dan mengambil paksa kantor MUI yang sudah bertahun-tahun ditempati.
Pengusiran dan pengambilan kantor MUI oleh dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga (Disparbud) kabupaten Sumenep, berdasarkan surat yang dilayangkan ke MUI tertanggal 27 mei 2015,yang didalamnya berisi, bahwa kantor MUI dianggap tidak layak pakai dan mengganggu pengunjung wisata Kraton Sumenep mengingat kantor MUI berada di kawasan Museum Kraton Sumenep.
selain itu kantor MUI merupakan aset Pemerintah Daerah dan akan dikembangkan menjadi Pusat Sarana Informasi Pariwisata (TIC) kabupaten Sumenep.
Abdul Wahab pengurus MUI Sumenep mengatakan,pihaknya terpaksa berkemas memindahkan semua barang-barang aset milik MUI. Persoalan ini dibantah oleh Sofianto, Kepala Disbudparpora Sumenep, Madura, Jawa Timur.
(m2d/fer)