MADURAEXPOSE.COM–Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan pentingnya keberadaan Close Circuit Television (CCTV) di beberapa wilayah khususnya di perkotaan yang tingkat kejahatannya sangat tinggi. Alasannya, beberapa kasus besar yang berhasil diungkap seperti kasus perampokan sadis di Pulomas, peledakan bom oleh teroris di Thamrin dan Kedutaan Besar (Dubes) Australia cepat terungkap berkat adanya barang bukti berupa CCTV.
Tito menyesalkan kenapa sampai saat ini, justru pihak swasta yang menggunakan dan memanfaatkan CCTV untuk kepentingan keamanan. Di sisi lain, pemerintah daerah (Pemda) setempat tidak bisa memfasilitasi penggunaan CCTV di mayoritas di seluruh wilayah Indonesia.
“Ironisnya, termasuk kasus bom Australia semua CCTV-nya dari pihak swasta. Thamrin, CCTV-nya punya Gedung Jaya. Pemda tidak bisa meng-cover. (Kedutaan) Australia (kejadian ledakan) bom kasus (CCTV-nya) punya swasta bukan pemerintah. Pulomas CCTV-nya milik pribadi,” kata Tito saat berpidato disela-sela peresmian aplikasi pelaporan tindak kejahatan ‘SMILE-Police’ di Borobudur Ballroom, Mapolda Jateng Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah Jumat (4/2).
Tito mengajak supaya pembuatan CCTV secara terintegrasi antara Pemda dan Polri bisa diwujudkan dalam rangka memajukan teknologi kejahatan modern yang saat ini dirasakan semakin meningkat. Tito bahkan meminta kepada seluruh kepala daerah, baik di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi bisa membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang diwajibkannya penggunaan CCTV oleh pemilik kantor-kantor, baik pihak swasta maupun milik pemerintah.
“Kita harus berpikir supaya membuat sistem CCTV yang terintegrasi. Untuk ruang publik dibuat pemerintah. Kemudian buat Perda atau Pergub untuk mewajibkan semua gedung miliki CCTV terkoneksi dengan kita,” ujarnya.
Manfaat CCTV itu sendiri, Tito mencontohkan adanya pengungkapan kasus teroris yaitu ledakan KA dan bus yang terjadi di London bisa diungkap secara cepat oleh polisi karena tersebarnya puluhan ribu CCTV di Kota London, Inggris tersebut.
“Sebagai contoh, kasus peledakan bom bawah tanah kereta dan bus di London. Ada 10 ribu lebih CCTV tersebar seluruh negara Inggris. Bisa ditarik ke belakang CCTV-nya, mobil pelaku ada di CCTV. Ketemu pelakunya, dia rumahnya di Manchester,” pungkasnya. [eko/mdk]