Scroll untuk baca artikel
RANAH PESANTREN

Jelang Aksi 212, Gus Wahyu Sebut Sholat Jumat di Jalan Tidak Sah

115
×

Jelang Aksi 212, Gus Wahyu Sebut Sholat Jumat di Jalan Tidak Sah

Sebarkan artikel ini
Polisi Shalat Jum'at di jalan raya/Istimewa.

MADURAEXPOSE.com,YOGYAKARTA – Ketua Umum Kiai Muda Indonesia Gus Wahyu NH Aly mengaku prihatin dengan dinamika politik dan sosial di Ibu Kota, yang menurutnya hingga menyeret sejumlah ulama besar dalam pusara tanpa akhlak hingga kebencian, seperti cacian yang ditujukan kepada ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj, KH. Musthofa Bisri (Gus Mus), sampai KH. Makruf Amin. Ia melihat, masyarakat dewasa ini banyak yang terjangkit penyakit latah, mudah mengeluarkan unek-unek tanpa dipikir terlebih dahulu, tanpa dianalisis, dan tanpa tabayun.

“Penyakit mental yang ramai ditengah masyarakat dewasa ini, itu penyakit latah. Akibat latah, bisa terperosok pada kebiasaan bergosip dan bahkan bisa terperosok kebiasaan melakukan fitnah. Jika ini dibiasakan, pikiran dan hati menjadi mati. Saya percaya, ini kebiasaan bukan kalangan santri. Jika santri, karena kebiasaan mengajinya mendalam, kebiasaan mendengarkan dengan baik, dan kebiasaan cek dan ricek ketika mendapat informasi, santri tidak akan terjangkit pernyakit latah,” tegasnya saat mengisi kajian shubuh kitab Alhikam, Sabtu pagi (26 November 2016) di Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut, cucu KH. Abdullah Siradj Aly ini juga menyoroti tentang rencana Aksi Damai jilid III di Ibu Kota tentang sholat Jumat di jalan. Menurutnya, dinamika wacana sholat Jumat yang rencananya akan digelar tersebut, pada sisi tertentu telah merubah cara berfikir masyarakat tertentu, seperti kalangan yang tadinya mengklaim fundamentalis kemudian merubah cara berfikirnya menjadi penganut paham liberal.

------------------------