Scroll untuk baca artikel
Catatan RedaksiHeadline NewsPilkada

Jangan Munafik! Herman Dali Itu Orang Pertama Kemenangan “Belah Semangka”

Avatar photo
689
×

Jangan Munafik! Herman Dali Itu Orang Pertama Kemenangan “Belah Semangka”

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ferry Arbania

“Jangan Munafik”, itulah kata yang sempat terucap dari salah satu elit PKB Sumenep ketika berbincang soal peran H. Herman Dali Kusuma, politikus PKB, mantan Ketua DPRD yang saat ini terdaftar sebagai Bakal Calon Wakil Bupati dari PDI Perjuangan.

Entah disematkan kepada siapa kata “jangan munafik” yang terlontar keras sore itu disebuah jamuan kopi hangat tak jauh dari jantung Kota Sumenep. Hingga pun malam ini, kalimat itu seolah merobek imajenasi liarku untuk menebak pergulatan politik masa lampau, meski tak lampau-lampau amat.

Sssst….bagaiman kalau saya coba narasikan “Jangan Munafik” itu kepada peristiwa politik jauh-jauh hari sekitar 10 tahun silam, sebelum Herman Dali Kusuma menjadi Ketua DPRD Sumenep, sebelum A.Busyro Karim menjadi Bupati dua priode atau bahkan sebelum Achmad Fauzi ponakan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah itu dikenal masyarakat Sumenep.

“Ada sejarah yang tidak boleh munafik, PKB mimpin 2 kali periode atas kebesaran PDIP, cuma diwaktu memimpin, bukan hanya jadi bupati yang kita maksut untuk ber-kuantitas, tetapi yang kita harap kualitas Bupati yang dari PKB kita harapkan,”demikian celoteh panjang salah satu Politikus senior PKB Sumenep tersebut. [identitas disembunyikan demi kenyamanan nara sumber].

Politisi paling berpengaruh di Sumenep itu menambahkan, “Bukan teken koalisi yang gampang dibuat, tetapi lebih mahal kualitas Bupatinya, visi dan misinya yang kita harapkan,” tandasnya.

Dari kutipan pernyataan tokoh PKB Sumenep ini, seolah hendak membuka kenangan masa lalu dimana PKB selalu nangkring diposisi teratas dan tak terkalahkan.

Sederet figur PKB berpengaruh saat itu, sebut saja KH Unais Ali Hisyam, KH Busyro Karim, KH Ramdlan Siraj, KH Taufiqurrahman (Alm.), KH Sitrul Arys, Kamalil Ersad, Herman Dali Kusuma dan seabrek tokoh berpengaruh lainnya.

Nama terakhir ini sangat menarik untuk terus diperbincangkan, karena sosok ini, adalah satu-satunya figur PKB yang bukan Kiai tetapi mampu meraih posisi sebagai Ketua PKB dari partai besutan Gus Muhaimin Iskandar tersebut.

“Saya ada orang pertama kepercayaan bagi kemengan belah semangka. cuma dilupakan oleh sejarah,” demikian H. Herman Dali Kusuma menandai percakapan dengan media ini.

Entah siapa yang pertamakali menebar istilah “Belah Semangka” yang saat itu viral karena koalisi kokoh antara PKB dan PDI Perjuangan dalam memenangkan momentum Pilkada Sumenep. Tak heran, jika H.Herman Dali Kusuma, meski nyata-nyata merupakan kader PKB, justru memilih mencalonkan diri sebagai Bakal Cawabup melalui PDI Perjuangan saat ini.

Ibaratnya, pada saat terjadinya koalisi PKB-PDIP dalam beberapa Pilkada Sumenep, H. Herman Dali Kusuma seperti memiliki dua sayap parpol yang berbeda, namun tumbuh dan berkembang dalam dua tubuh yang disatukan. Ibarat pohoh, pengaruhnya mengakar dikedua pendukung parpol tersebut, begitu dalam dan mencengkram.

Banyak pihak menduga, pencalonan H.Herman tokoh PKB melalui penjaringan PDI Perjuangan bukanlah sebuah penghianatan. Apalagi, sejauh ini, menurut politisi kawakan asal Kecamatan Talango tersebut tak ada larangan diinternal PKB Sumenep bagi dirinya berkoalisi dengan parpol lain.

Hal inilah yang kemudian membuat sosok mantan Ketua DPRD Sumenep era Bupati Busyro Karim itu menjadi perhatian publik. Ada yang mereka-reka, bahwa masuknya H.Herman Dali kepenjaringan Bacawabup PDIP Sumenep dinilai sebagai upaya menyatukan kembali koalisi “belah semangka”, meski hal tersebut belum terkonfirmasi secara resmi.

Namun disisi lain, banyak yang beranggapan, dengan banyaknya kader Parpol yang berbondong-bondong mendaftar sebagai Bacawabup PDIP justru dianggap sebagai sinyal berakhirnya karir politik Dewi Khalifah alias Nyai Eva dalam mendampingi Achmad Fauzi sebagai Cabup petahana di Pilkada Sumenep 2024.

Ditemui dirumah dinas Wakil Bupati Sumenep, Nyai Eva terkesan irit bicara terkait kemungkinan dirinya tak akan “disunting” lagi oleh PDIP Sumenep untuk mendampingi Achmad Fauzi pada Ahad sore. Namun ditanya apakah komunikasinya masih berjalan lancar dengan Said Abdullah, mantan Anggota DPRD Sumenep dari Fraksi PKB itu mengangguk kepala sambil menebar senyum khasnya.

Rekom PKB ke KH Unais Ali Hisyam dan Peluang H.Herman Dali Kusuma Menjadi Cawabup Achmad Fauzi
Seperti disinggung diawal, kedekatan H.Herman Dali Kusuma dengan elit PDIP Sumenep sudah bukan rahasia lagi. Seperti disinggung diatas, keakraban politisi itu terjadi sejak terbangunnya koalisi hebat PKB dengan PDI Perjuangan dalam beberapa momen Pilkada.

Banyak pihak yang menaruh harapan besar, agar H. Herman Dali bisa menjadi opsi pertama PDIP dalam memilih pasangan calon, agar jembatan koalisi permanen PKB-PDI kembali terjalin mesra. Itu penting sebagai kalkulasi politik dalam lima tahun kedepan.

H.Herman dinilai sangat layak merepsentasikan dua parpol tersebut dalam melakukan komunikasi membangun koalisi babak baru.

Sebaliknya, jika PDIP tidak memilih H.Herman Dali Kusuma sebagai pendamping calon, dikhawatirkan yang bersangkutan akan lebih memilih membela partainya, yakni PKB. Situasi politik semacam ini justru akan menyulitkan langkah PDIP Sumenep dalam memenangkan Pilkada tahun.

Belum lagi ancaman besar jika KH Unais Ali Hisyam mendapat rekom pencalonan dari DPP PKB. Terlepas dari siapa yang akan memenangkan pertarungan politik nantinya, sosok H.Herman diprediksi akan menjadi “monster” mengerikan, karena kapasitas yang dimiliki telah terbukti tangguh dalam membangun komunikasi dan lobi-lobi, belum lagi soal pengalaman panjang dia dalam memenangkan tokoh yang diusung PKB. Akankah Achmad Fauzi-Herman Dali menjadi penyambung koalisi besar PKB-PDIP dalam Pilkada Sumenep 2024? Silahkan Anda yang memutuskan! [*]