Sumenep, MaduraExpose.com- Entah dari sudut mana pemerintah melakukan pendataan bagi penerima bantuan Program Keluarga Sejahtera (PSKS) sehingga banyak orang miskin dan hidup sebatang kara di Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget malah tidak tersentuh.
Bukti nyata adalah Atmina (70) nenek renta yang tinggal sebatang kara disebuah gubuk reot miliknya di Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Entah kenapa dirinya justru tak tersentuh program pemerintah tersebut. Kondisi Atmina memang sangat memperihatinkan, disamping hidup sebatang kara, karena suaminya sudah lama meninggal dunia, hingga untuk kebutuhan sehari-hari saja sulit tercukupi. Bahkan tak jarang, perempuan lanjut usia (lansia) ini kesehariannya terpaksa mengkonsumsi nasi aking.
.
“Saya sudah tidak kuat lagi bekerja dan tidak punya penghasilan. Terpaksa makan nasi aking tiap hari. Sekarang saya tidak punya apa-apa lagi. Suami saya sudah lama meninggal dan anak saya satu-satunya ikut keluarganya sejak menikah”, ujar Nenek Atmina dengan bahasa Maduranya yang kental.
Dalam usia lanjut seperti Bu Atmina saat ini sangat mustahil bisa bekerja mencari kebutuhan hidup seperti beli beras dan lauk pauk. Belum lagi ketika turun hujan, sudah barang tentu kamar gubuknya dipenuhi air hujan karena atapnya yang sudah lapuk dan bolong.
“Bahkan untuk urusan makan saja, Bu Atmina hanya mengharap belas kasih tetangga sekitarnya yang masih peduli nasibnya yang malang”, ujar Sarkawi, tokoh masyarakat Desa Kalianget Timur, Sumenep, Jawa Timur.
Sarkawi menyayangkan pemerintah daerah yang tidak mengakomodir wanita lanjut usia tersebut kedalam bantuan PSKS dan raskin.
“Bu Atmina malah tidak hanya terabaikan, karena selain tidak menerima bantuan PSKS, beliau juga tidak tersentuh bantuan raskin”, imbuhnya.
Sementara Aminurrahman, Sekretaris Desa Kalianget Timur saat dikonfirmasi membenarkan adanya warga desa tersebut yang tidak kebagian bantuan BPSP dan Raskin.
“Banyak warga desa kami yang mengeluh karena tidak kebagian raskin dan bantuan PSKS. Dikiranya aparat desa yang mencoret, padahal yang mencoretnya itu bagian dari pendataan pusat”, bebernya.
Rahman mengakui, jika daftar penerima program pemerintah seperti PSKS di Kalianget Timur terjadi penurunan sangat drastis dari sebelumnya dengan jumlah penerima sebanyak 1174, kini hanya tersisa 247 penerima bantuan pemerintah seperti PSKS dan beras miskin.
(m2d/fer)