Dayat, panggilan akrab Rahmat Hidayat juga menyesalkan media Suara Indonesia yang dianggap telah melenceng dari kode etik jurnalistik.
“Suara Indonesia ini ngerti kode etik apa nggak sih. Sudah tahu batik yang dilelang dan laku Rp 3,5 juta itu punya saya, bukan milik Didik Hariyanto. Tadi semua wartawan Suara Indonesia hadir dan Pemrednya juga hadir, tapi kok beritanya tidak sesuai fakta”, ujar Rahmat Hidayat, warga Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, Selasa (20/1/2015).
Dayat meminta Didik Hariyanto segera mengklarifikasi statmennya di media sekaligus meminta Pemred Suara Indonesia untuk meminta maaf selama 7 hari berturut-turut di medianya karena telah merugikan pihaknya.
“Saya minta saudara Didik pembatik Labang Mesem itu segera meluruskan pernyataannya. Dan saya juga minta Pemred Suara Indonesia segera meminta maaf secara tertulis dan menerbitkan di medianya selama 7 hari berturut-turut. Jika ini tidak dilakukan, saya akan mengambil langkah hukum”, imbuh Dayat mengancam.
Dayat mencurigai adanya pembelokan fakta berita karena Didik Hariyanto mengantongi Press Card Suara Indonesia.
“Pemberitaan Suara Indonesia tentang lelang batik itu sengaja dibelokkan. Setelah saya telusuri ternyata Didik wartawan SI, dia juga pegang press cardnya”, timpal Dayat.
Menurut Dayat, dirinya sengaja melelang batik miliknya dengan meminta bantuan Bupati Sumenep A.Busyro Karim karena uangnya akan diberikan kepada fakir miskin dan anak yatim.
Berikut pemberitaan Suara Indonesia yang dianggap menyesatkan publik tanpa di edit sedikitpun:
Suara Indonesia-News.Com, Sumenep – Didik Haryanto, pengrajin Batik Tulis Canteng Koneng Sumenep, Madura, Jawa Timur, melelang selembar kain batik miliknya untuk di sumbangkan ke anak yatim dan fakir miskin, Senin (19/1/2015).
“Tujuan saya melelang batik tulis ini untuk disumbangkan ke anak yatim dan fakir miskin,” terang Didik.
Menurut Didik, batik yang bergambar perahu itu, hanya tinggal satu itu saja dan tidak ia produksi lagi, kecuali ada pemesan husus yang meminta untuk di buatkan.
“Kain batik berlambang perahu itu, satu-satunya yang saya miliki,”uangkap Ketua IKM Labeng Mesem itu.
Pelelangan batik tulis di lakukan setelah peresmikan Gerai Pusat Oleh-oleh dan Cinderamata khas Kabupaten Sumenep, dalam pelelangan tersebut di bantu Bupati Sumenep KH. A. Busro Karim, M. Si dan di dampingi Drs. H. Syaiful Bahri, M. Si, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep.
Penawaran dibuka dari harga 1 juta, selama penawaran dibuka banyak peminat yang bersaing saling meninggikan harga tawar, hingga ahirnya penawaran tertinggi menembus angka 3.5 juta, yang di tawar Ir. Bambang Heriyanto, M. Si. Kepala Dinas Pertaian dan Tanaman Pangan Sumenep.
Sontak saja acara pelelangan batik tulis tersebut mengundang perhatian dan mendapatkan sorakan yang meriah dari pengunjung yang hadir.
Usai penawaran ditutup, selanjutnya kain batik tulis tersebut di tandatangani Bupati KH. A. Busro Karim dan langsung di serahkan ke Ir. Bambang Heriyanto, selaku penawar tertinggi. (zai/liq).
Email Redaksi MaduraExpose.com
maduraexposenews@gmail.com
(Lis/fer)