Scroll untuk baca artikel
Hot Expose

Dulu jual satelit, kini PDI-P berniat lepas pesawat kepresidenan

44
×

Dulu jual satelit, kini PDI-P berniat lepas pesawat kepresidenan

Sebarkan artikel ini

Kegembiraan terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden periode 2014-2019 terusik. Pasalnya, saat Jokowi menerima pucuk pimpinan, Indonesia sudah mendapat masalah serius yakni sempitnya ruang fiskal akibat besarnya dana subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Vitalnya peran BBM bagi kehidupan masyarakat memang membuat pemerintah tidak bisa lepas tangan begitu saja. Pemerintah harus hadir untuk membantu masyarakat ekonomi rendah.

Masalah inilah yang membuat pusing Jokowi dan partai koalisi pendukungnya. Di satu sisi Jokowi menyadari tingginya beban anggaran subsidi, namun, di sisi lain pemerintah tidak mempunyai cukup dana untuk menjalankan program-program pembangunan sesuai janjinya.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sebagai partai pengusung Jokowi, melalui politisinya Maruarar Sirait mengusulkan skema penghematan melalui penjualan pesawat kepresidenan.

Padahal, asal muasal dibelinya pesawat kepresidenan justru untuk menghemat anggaran perjalanan dinas presiden yang terlalu besar gara-gara selalu menyewa pesawat.

Maruarar mengatakan, efisiensi adalah hal pertama yang harus dilakukan pemimpin. Jika pemimpin masih berfoya-foya dengan kemewahan maka rakyat juga tidak akan mau melakukan penghematan.

“Efisiensi rakyat juga harus lihat seperti pengurangan anggaran perjalanan dinas. Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja, ini untuk efisien. Protokoler dikurangi dan ini memberi contoh. Pemimpin tidak sederhana bagaimana orang bisa sederhana,” ucap Ara dalam diskusi di Hotel Pullman, Jakarta.

------------------------