Scroll untuk baca artikel
Headline NewsPilkada

Apa Kabar Herman Dali Kusuma, jargon Perubahan dan Calon Tunggal?

Avatar photo
456
×

Apa Kabar Herman Dali Kusuma, jargon Perubahan dan Calon Tunggal?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi/Net

Siapa yang tak kenal sosok Herman Dali Kusuma, politisi PKB Sumenep yang memiliki pengaruh luar biasa, baik dikalangan internal parpol maupun sejumlah orang penting di Jawa Timur.

Maklum, politisi asal Kecamatan Talango itu pernah menjabat Ketua DPRD Sumenep, satu-satunya politisi PKB yang bukan trah Kiai semisal KH Imam Hasyim, KH Hamid Ali Munir dan KH Busyro Karim.

Manuver politikus yang kerap disapa Haji Herman itu dikenal juga jago bersyair dengan puisi-puisi kesetiaan dan pengorbanan. Sajak-sajaknya kerap menukik disela percakapannya dengan kalangan tertentu. Tak hanya piawai soal sajak kehidupan, politisi ini juga dikenal sangat taktis dalam memainkan ritme politik yang tidak membosankan.

Sosok H. Herman tiba-tiba menjadi kontroversial ketika dirinya mencalonkan dirinya sebagi Bakal Calon Wakil Bupati dari Partai PDI Perjuangan, beberapa waktu lalu, mengikuti jejak Nurfitriana istri mantan Bupati Busyro Karim yang juga sama-sama kader PKB.

Selain H. Herman, ada tokoh PKB lainnya yang juga ikut mendaftar sebagai Bakal Calon Wakil Bupati dari penjaringan yang dibuka PDI Perjuangan, yakni KH Hamid Ali Munir yang menjabat sebagai Ketua DPRD Sumenep.

Gonjang-ganjing politikpun bermunculan, gaung politik bumbung kosong tak terelakkan dari perdebatan sengit para tokoh di Sumenep. Buntutnya, diwaktu yang hampir bersamaan, suara “perlawanan” muncul dari balik tembok pesantren.

Ada dua tokoh Pesantren yang secara tegas menolak atau lebih tepatnya tidak ikut-ikutan mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan, baik sebagai Bakal Calon Bupati maupun Bakal Calon Wakil Bupati. Sosok itu adalah KH Unais Ali Hisyam dan KH Ali Fikri.

Dua tokoh Pesantren yang juga politisi itu mendapat apresiasi mendalam dari kalangan masyarakat luas karena dianggap menjadi panutan politik yang tetap konsisten menjaga demokrasi daerah tetap berjalan dalam pelaksanaan Pilkada Sumenep 2024.

Baik KH Unais Ali Hisyam maupun KH Ali Fikri tetap menginginkan demokrasi di Pilkada Sumenep berjalan sebagaimana mestinya. Tak boleh ada calon tunggal alias bumbung kosong, mengingat Sumenep bertabur tokoh yang layak diusung dalam konstestasi paling bergengsi ditingkat daerah tersebut.

Bahkan KH Unais Ali Hisyam, dalam sebuah wawancara dengan wartawan, menegaskan pentingnya adanya kandidat yang bisa bersaing dengan petahana. Pengasuh Pondok Pesantren Aswaj Ambunten itu sempat melempar tagline perjuangannya “Sumenep Baru, Sumenep Maju,” semenatra KH Ali Fikri mengusung tema “Perubahan”.

Selain KH Unais dan KH Ali Fikri, ada tokoh pesantren kharismatik lainnya yang juga “ogah” mendaftar melalui parpol lain termasuk lewat penjaringan PDI Perjuangan, yakni KH. Ilyasi Siraj Ketua Partai Gerindra Sumenep.

Dalam beberapa waktu terkahir, isu tentang “calon tunggal” dan “perubahan” diprediksi akan semakin sengit. Pasalnya, sejumlah tokoh mulai adu gagasan, lobi-lobi politik hingga komunikasi dilintas parpol dan tokoh. [*]