
Puisi: Masjhur Assaaf hn.
Berjuta Manusia Orang Muslim Berpuasa Buat Siapa
Ada Hadiah Mulia Seribu Bulan di Satu Malam Romadhona itu
Begitu pula Anak Anak
Bahagia Menghibur Musik
dan Senandung Lagu Wajib di Bulan Romadhona
yang Memang Penuh RahmatNya Tiada Tara
Bagi Berjuta Umat Islam
Meski Suka Duka Silih Berganti
Bak Mentari dan Rembulan
Padang
Berebut Senyum Manisnya Sang Bundo
Ya Kita Semua Kaum Beriman Berpuasa Sambil Berlari Naik Bukittinggi
Seperti Musa Sang Khalimullah
di Bukit Tursina
Atawa Isa Al-Masih
yang Berjalan Tertatih
Menuju Bukit Golgota
Mengusung Kayu Hukuman Klasik
yang Dulu Kondang Disebut Metode
Eksekusi Crucifixio dari Kaum Romawi yang Kemudian Dimitologikan
Oleh Sebagian Manusia
yang Pura Pura Ngaku Pengikutnya?
Begitulah Tuhan Maha Esa Terus Menguji Rasa Iman dan Ketakwaan Kepada Sang Khalik…
Namun…
ingatlah Setiap Romadhona
yang Menembus 30 Hari
dari Setiap Tahun itu
Selalu Berkisah Beda,
Begitu Pula Al HikmahNya
Aku Sendiri Masih Kerap Menelisik Wanginya Aroma Romadhona
Sembari Meneteskan Kepedihan Hati Ketika Usai Saur dan Munajat
Betapa Bukitinggi pada Setiap Romadhona Terbersit Senyum Manisnya yang Melekat di Hati Tapi Tak Tergapai Tangan Walau Rasa Kasih Terasa,
dan Apakah Romadhonamu Engkau Tinggalkan di Satu Sudut Bukittinggi
Hanya Kamu dan Sang Pencipta Yang Tahu
Tahun Lalu Aku Dapat Rupa Rapor Romadhona,
Ia Tunjukkan Nilai Nilai Hakiki
dan Bukan Rekayasa Manusia
Pengaku Modern Namun Lupa
Tentang Ketuhanan Yang Maha Esa itu Di mana
Sungguh Raporku Belum Gemilang
dan Tidak Pula Buruk Alias Jeblok Nilainya
Tetapi Hatiku Terasa Pedih Tidak Terbendung
Bak Airbah Si Gala Gala di Padang Lawas yang Kesal dan Geregetan Melihat Ulah Manusia Now
Raporku Biasa Saja Seusai Sang Romadhona Menyusuri Malam Seribu Bulan itu
Entah, Ada Bagian Hati dan Rasa Getun
Mengapa Kesempatan Meraih Angka 8 Sampai 10 yang Seperti di Buku Raporku SD maupun SMP ini Rata Rata di Atas Angka 9 Kok Terabaikan, Teledor dan Kelengahan Bisa Musnahkan Nostalgia Romadhona yang Indah Syahdu
Aku Menyesal dan Istighfar di Balik Siang dan MalamNya yang Tanpa Seribu Bulan itu
Nilai 6 Bukan Angka Kegembiraan
Tapi Menjadi Cambuk dan Lecutan Semangat Untuk Meraih Rahmat Sekaligus Ilmu Laduni yang Menembus Segala Jaman pun
Ruang dan Waktu Meski Kepedihan Hati Romadhona ini Tidak Seketika Sirna
Ya Itulah KuasaNya Kadang Membolak-balikan Qalbu dan Fuad Kita
Agar Terus Peka Siaga Menyingsing Segalanya Nikmat
Ah Kenikmatan Mana yang Kita Syukuri Meski Manusia Umumnya Mendustakan
Romadhona Menembus Segala Batas Kenikmatan Kemarin yang tak habis siang tak habis malam
Romadhona Menyongsong Seribu Bulan Menghadirkan Jendela Jendela KasihNya Nan Surgawi
Yaaa Malam Seribu Bulan ini
Hanya Muncul di Romadhona Sajakah
Sebab Tidak Ada Romadhona Tanpa Malam Lailatul Qodar yang Penuh RahmatNya
Dan Seribu Bulan Sebuah Hadiah GemilangNya.
Romadhona 1443 H/April 2022.