Catatan Monasik, SH
Ketua BKS Jatim :
Monumentalism dan Strategis Konsolidasinya Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar di Basis Bumi Majapahit – Nusantara, Jawa Timur
Maduraexpose.com–Secara historio dan prospek politis, sungguh monumentalis banget, saat Airlangga Hartarto Konsolidasi Simultan pada Rabu Pon, 12 Januari 2022 kemarin yang bernuansa agung dan mulya secara falaqiah Jawa-Islam (Sultan Agung).
Monumental dan kadar kualitas konsolidasinya pun secara sosio politis ini terasa literer banget dengan ditandai hadirnya tokoh Legendaris Bung Akbar Tanjung yang masih punya daya rekat batin terhadap Rakyat maupun Tokoh Tokoh di tlatah Jawa Timur ini.
Ke dua, hadirnya sosok figur Nyai Hajjah Khofifah Indar Parawansa, selain Gubernur Jatim Perempuan Pertama, ia juga masih Ketua Umum Muslimat yang tentu marwah dan pengaruhnya di panggung nasional tidak diragukan oleh pihak manapun meski bicara soal politik sangat hati-hati, cermat, tangguh dan taktis.
Sebab prospek m Hbasa depannya gemilang, dan tinggal pilih di kursi gubernuran lagi atawa ikut mendinamisir Pesta Pilpres di tahun 2024, kita tidak tahu dan ini merupakan rahasia Nyai Hajjah Khofifah dan bagaimana pula sikap final pada jelang semester akhir 2023?
Hal lain, tokoh legendaris dalam running Pilgub Jatim yang digeluti 3-4 kali itu di depan Keluarga Besar Partai Golkar Jawa Timur yang hadir dari berbagai plosok buminya R. Wijaya sang Raja Pertama Majapahit ini sempat membuka nilai stategis teritorial Jatim sebagai basis tumpuhan kebudayaan dan perekonomian untuk Indonesia Timur, bahkan disebut hampir 17 Provinsi yang kumparan perekonomiannya bermuara pada Jatim.
Itu sungguh pidato dan cakrawala yang monumental dan memperkaya sekaligus menyemangati hidup Rakyatnya agar optimisme Kesranya di tangan Gubernur Jatim dan Menkoperekonomian Airlangga Hartarto ini bukan isapan maupun janji kosong tetapi akan kasunyatan betul di hati Rakyat Jatim yang berbudaya terbuka tapi tetap saling hormati.
Nah, kenyataan sosial itu dibuktikan oleh Airlangga Hartarto dalam kebijakan penurunan harga minyak goreng pada angka 14 ribu/perliter yang sebelumnya ‘melonjak gila’ harganya di atas 20-25 ribu/perliter.
Airlangga Hartarto memang sudah final bila mengulik keputusan Partai Golkar sebagai sentra figur tunggal Capresnya PG di tahun 2024, meski mengaku terbuka di televisi akan bergerak nyata dan strategis di tahun 2023, dan selama ini masih sibuk melaksanakan tugas mencegah Rejim Pandemi Covid 19 dan Memperkuat Sektor Perekonomian Nasional itu agar bangkit dan tangguh agar Rakyat tidak ‘kelimpungan’ maupun banyak jadi korban atas meluasnya sebaran Virus Pandemi Covid 19 yang mati ratusan ribu orang di tahun 2020.
Kita mesti fair dan jujur, ungkap Monasik yang alumnus Universitas Merdeka yang juga motor Baladika Karya SOKSI (BKS) Jatim ini, bahwa sosok Airlangga Hartarto yang tampil *sederhana dan santun itu sukses besar dalam melaksanakan tugas besar NKRI yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo,* supaya fokus mencegah pandemi Covid 19 dan Mengangkat Harkat Hidup Rakyat maupun Negara dari sisi Perekonomian yang akhirnya banyak diacungi jempol oleh para tokoh Nasional dan Internasional.
Ini juga karya nyata Airlangga Hartarto yang mampu mengerem meluasnya Pandemi Covid 19 dan Recovery Perekonomian Rakyat Indonesia secara Simultan.
Ada yang *ungkap rahasia bahwa Kejelian Presiden Joko Widodo menunjuk Airlangga Hartarto Ketum PG selaku ujung tombak dengan Pralambang Kuningnya Partai Golkar adalah nuansa mujarab secara falaqiah Jawa Islam* dalam mencegah Virus Covid 19 dan sukses, alhamdulillah.
*Ya itulah, kinerja monumental Ketum PG Airlangga Hartarto sehingga tak sempat membangun citra pribadinya*, papar HM. Sarmuji saat pidato selaku Ketua Partai Golkar Jawa Timur.
Ke tiga, masuk monumentalism juga bila kita menyinggung keberadaan Gedung Graha Beringin, yang pada sekitar 20 tahun lalu dibakar, dan baru kali ini oleh Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang Meresmikan hasil karya Sahat T. Simanjuntak yang merenovasi menjadi hall pertemuan setara hotel bintang lima, tutur Airlangga Hartarto dalam memuji Sahat yang Wakil Ketua DPRD Jatim ini berjiwa muda meski namanya ada Tuanya pada seorang Sahat Tua Simanjuntak ini.
Dan tidak ketinggalan saksi sejarah terbakarnya Gedung Golkar di A. Yani Surabaya yang luluh lantak waktu itu adalah H. Ridwan Hisyam sang “maha patihnya” Jatim Now, sentil Airlangga Hartarto ungkap berulang kali bila pidato di Gedung Golkar Jatim itu.
Airlangga mengaku, ia sebenarnya Wong Jawa Timur dan lahir di Surabaya meski masih ada trah dari Kiai Besar Ki Ageng Giring dan tentu nama Airlangga Hartarto merupakan pula manivestasi dari nama kemulyaan dan marwah besarnya Raja Airlangga yang sukses memimpin dan memajukan negerinya yang kita warisi ini sehingga namanya dimonumentaliskan oleh para pinisepuh dan tokoh Jawa Timur bersama Bung Karno yang waktu itu Presiden RI di tahun gemilangnya dinobatkanlah pada nama kampus bergengsi Universitas Airlangga di Surabaya.
Di Timur Jauh Jawa Dwipa dan seluruh Indonesia namamu Airlangga Dipuja dan Diagungkan Secara Monumental,
*Jayalah Airlangga,*
Makmurkan pula Rakyat agar Terus Terpatri Rasa Kasih di Kalbunya….
Dari itu pula ada bait yang Diguratkan Dalam Syair Lagu Universitas Airlangga, Unair.(mashur, wartawan lawas).@@