Sumenep (Maduraexpose.com)– Pernyataan Sekdakab Sumenep Edi Rasiyadi cukup menggemparkan dan cenderung membuat sebagian warga panik dengan penyebutan Ponpes Annuqayah dijadikan ruang isolasi pasien Covid-19.
“Kita punya ruang isolasi diantaranya di Kecamatan Batuan, Rumah Isolasi Darurat Covid-19 (RIDC), tempatnya di gedung SKB. Kemudian di Annuqayah juga ada, rencananya mau kita pakai lagi,” demikian Sekdakab Edi Rasiyadi kepada Wartawan di Sumenep dilansir Madueaexpose.com Rabu 7 Juli 2021.
Sementara itu K.Hazmi Basyir atau akrab dipanggil Kiai Hazmi Latee selaku Anggota Tim Satgas Annuqayah
dikonfirmasi melalui pesan pribadinya menjelaskan jika bangunan yang digunakan untuk ruang isolasi jaraknya beberapa ratus meter dari Kompleks Pesantren Annuqayah.
“Di Annuqayah itu ada bangunan rusunawa, lokasinya sekitar 500 m dari kompleks pondok. Berada di selatan area kampus instika,” demikian penjelasan Kiai Hazmi Latee.
Menurut putra dari KH.Basyir ini, Tahun lalu bangunan itu disewa Bina Sehat Jakarta yang kerjasamanya dengan Pemkab Sumenep untuk penanganan pasien covid klaster pabrik Gudang Garam Sumenep.
“Kontrak kerjasamanya dengan Pesantren Annuqayah. Saat ini kontrak belum habis, jadi mereka menggunakn sisa waktu yg masih tersedia. Syarat pasien yg dirawat di gedung tersebut adalah pasien dengan gejala ringan tapi tidak bisa isolasi mandiri di rumahnya,” imbuhnya menjelaskan.
Mantan Anggota DPRD Sumenep ini juga memastikan, bahwa ditempatnya hanya untuk kondisi ringan.
“Jadi kalau yang penyakit berat tidak bisa dirawat disana karena standar alat dan pelayanannya sudah disetting untuk yang kondisi ringan. Dan tempatnya tertutup untuk umum.
Ada pagar, ada petugas dan bukan wilayah lalu lalang santri. Jadi secara proteksi kesehatan bagi lingkungan, sudah memenuhi syarat aman,”timpalnya.
Bahkan dadi pengalaman tahun lalu, lanjut Kiai Hazmi, bagi santri yang positif Covid-19 dan butuh perawatan, maka diberi opsi dirawat di pondok atau di rumahnya.
“Kalau memilih dirawat di pondok maka dirawatnya bukan di rusunawa itu, tapi di Ponkestren dengan tenaga medis dari santri yang sudah dilatih dan dibawah pengawasan Puskesmas Guluk-Guluk. Jika dibutuhkn rujukan lanjutan, maka dikirim ke RSU Sumenep,” urainya panjang lebar.
Adapun Anggota tim satgas Annuqayah itu antara lain Kiai Hazmi Basyir, Kiai Muhammad “mamak” Shalahuddin, Kiai Naqib Hasan, Kiai Husnan, Kiai Ubaid Tsabit dan dibantu oleh tenaga pelaksana teknis.
“Setiap keputusan satgas pasti merujuk dan mnurut keputusan dewan pengasuh PP Annuqayah. Sehingga setiap kputusan kami pasti sdh mempertimbangkan segala aspek,”tutup Kiai Hazmi. (Ferry Arbania)