Maduraexpose.com–Memasuki bulan suci ramadhan, harga komoditas seperti daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melonjak drastis. Untuk harga daging ayam potong berkisar Rp 36 ribu/kg hingga Rp 40 ribu/kg, sedangkan untuk harga daging ayam kampung berkisar Rp 90 ribu/kg.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumenep, Hairul Anwar mengatakan, penyebab naiknya harga daging ayam lantaran permintaan yang tinggi sementara pasokan terbatas.
“Berdasar survei kita, naiknya harga daging ayam ini memang yang tertinggi, lebih dari 10 persen bahkan hampir 20 persen. Dan ini karena tak seimbangnya permintaan dan pasokan,” katanya, Kamis (15/4/2021).
Hairul Anwar yang juga Direktur Madura Energi menyebut, ada rentetan faktor hingga akhirnya harga daging ayam naik drastis, mulai dari harga pakan yang sempat naik hingga menyebabkan banyak peternak berhenti melanjutkan beternak karena merugi.
“Nah, saat peternak berhenti beternak, pemintaan mendadak meningkat, akhirnya ya stok tidak mendudukung dan sebagaimana hukum pasar, ketika stok terbatas harga pasti melonjak,” tandasnya.
Lanjut Peggusaha sukses di Sumenep ini, Sebagai solusi, pemerintah bisa berupaya menekan harga daging ayam ini dengan menggelar operasi pasar. Tetapi hal itu tentu bergantung kepada kemampuan finansial.
“Solusi jangka pendeknya ya operasi pasar, tapi untuk jangka panjang pemerintah harus mempersiapkan jauh-jauh hari, seperti harga pakannya, bibit ayamnya hingga harga ecerannya. Ini supaya peternak tidak rugi dan tetap semangat produksi,” ungkapnya.
Pengusaha muda sukses ini menambahkan, masalah naik turun harga komoditas sebetulnya wajar-wajar jika tidak melebihi dari 10 pesen harga normal. Pasalnya, hukum pasar memang fluktuatif.
“Yang paling penting justru pemerintah harus mengupayakan swasembada, solusi jangka panjang. Sedangkan masyarakat juga harus tetap kuat, tetap berusaha memenuhi kebutuhan di tengah ekonomi sulit karena pandemi ini,” pungkasnya. (Lim)