Penyelidikan Video Hot Berbahasa Madura dihentikan, Ini Alasan Polisi!!

0
3482

MADURA EXPOSE– Terkait dengan video hot yang sempat beredar dengan Bahasa Madura, Gerakan Pemuda Peduli Pamekasan (GP3) telah meminta pihak polisi untuk mengusut tuntas peredaran video tersebut. Pasalnya banyak yang menduga video tersebut dibuat di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Ketua GP3, Ahmad Fendi mengatakan jika video hot yang telah beredar tersebut dapat merusak moral para remaja. Karena hal tersebut, masalah ini harus ditangani dengan serius agar tidak memberikan dampak negative untuk masyarakat.

Pengusutan tersebut harus dilakukan untuk mencari tahu siapa orang yang telah merekam dan mengedarkan video tersebut ke publik. Karena video hot tersebut telah meresahkan masyarakat. Belum lagi, dalam video tersebut terdapat adegan yang dilakukan karena ancaman beberapa orang.

Dalam hal ini polisi juga sedang melakukan penyelidikan tentang video tersebut. Dan menurut Kasubag Humas Polres Pamekasan AKP Osa Maliki yang mengatakan jika pihaknya telah mendengar informasi tentang peredaran video tersebut.

Sedangkan Kepolisian Resor Pamekasan Jawa Timur telah memutuskan untuk tidak melanjutkan penyelidikan yang terkait dengan peredaran video hot berbahasa Madura tersebut. Hal tersebut dikarenakan lokasi pengambilan video panas tersebut bukan di Kabupaten Pamekasan.

Di karenakan hal tersebut, pihak polisi juga tidak dapat melangkah ke ranah hukum terkait dengan kasus tersebut. Jika saja lokasi pengambilan video tersebut di Kabupaten Pamekasan maka pihak polisi akan menindaklanjuti perkara tersebut.

Informasi yang beredar juga mengatakan jika wilayah pengambilan adegan dalam video hot tersebut di wiilayah Bangkalan. Karena sudah beda Polres, akhirnya pihak Polres Pamekasan tidak melanjutkan penyelidikannya tersebut.

Sebelumnya telah dikabarkan jika video hot yang beredar di Kabupaten Pamekasan tersebut terdapat adegan penggrebekan sepasang muda mudi yang sedang bermesraan. Akan tetapi, masyarakat bukannya memisah dan melarang, mereka malah menyuruh pasangan tersebut melakukan hubungan layaknya suami istri.

Bahkan sejumlah orang telah menggancam mereka agar mau melakukan hal yang mereka suruh yang harusnya tidak pantas dilakukan.

[indowarta]