Buntut Kasus Toni, HMI Sumenep: Polres Jangan Abaikan Psikis Korban

0
1315

[Dari Kiri: Hanafi, Ketua HMI Sumenep saat audiensi dengan Kepala Kesbangpol Sumenep, Madura, Jawa Timur/Maduraexpose.com]

Madura Expose- Hingga saat ini, penanganan kasus Toni masih belum mengarah pada penetapan tersangka utama yang diduga menjadi otak intelektual atas penganiayaan anak dibawah umur hingga membuat tangan korban nyaris hancur karena digoreng kedalam wajan berisi minyak goreng mendidih.

Lambannya penyidik Polres Sumenep dalam membidik semua pelaku kekerasan anak dibawah umur tersebut mendapat sorotan tajam dari Hanafi, Ketua Himpunan Mahasisw Islam Indonesia (HMI) Cabang Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Ditilik dari kronologi kejadian, harusnya penyidik menetapkan semua pelaku yang ada dirumah Dimas itu. Polisi harus memikirkan psikologi korban dan teman sebayanya yang ikut merasakan tekanan psikologis”, terang Hanafi, Ketua HMI Sumenep kepada Madura Expose, Senin (1/2/2016).

Hanafi menambahkan, lambannya penyidik kepolisian dalam menjerat semua pelaku penganiayaan berencana terhdap korban, dampaknya tidak hanya kepada penegakan supremasi hukum.

“Anak-anak sebaya Toni ikut menyaksikan tayangan telivis, video maupun pemberitaan lainnya. Jangan sampai ada image dikalangan anak dibawah umur, bahwa pelaku kejahatan terbebas dari jeratan hukum. Ini sangat berbahaya bagi psikolgi anak yang lain”, imbunya.

Aktivis penggemar kopi khas Madura ini menambahkan, penanganan kasus penganiayaan terhadap Toni sudah jelas siapa yang terlibat. Apalagi kasusnya terjadi dirumah teman korban.

“Kalau penyidik Polres Sumenep mau serius, penanganan kasus Toni jauh lebih gamblang dibandingkan dengan kasus kematian Mirna yang tewas dengan racun sianida”, sindirnya.

Hanafi juga menganalogikan penyidik Polres Sumenep dalam menangani kasus Toni yang terkesan berbelit-belit dengan kerumitan kasus kematian Mirna yang penanganannya jauh lebih memuaskan publik.

“Bandingkan saja, penyidiknya sangat terbuka kepda awak media. Tiap hari teman-teman wartawan di Jakarta bisa meng-update kinerja polisi dalam kasus Mirna. Dan hasilnya jelas sampai menetapkan Jessica sebagai tersangka. Sumenep mana?”, pungkasnya.

Sebelumnya, Ach.Supyadi, Kuasa Hukum Toni juga memberikan pernyataan yang tak kalah pedasnya terkait penanganan kasus kliennya yang terkesan diulur-ulur.

“Beberapa hari lalu penyidik bilang sudah melakukan pemeriksaan terhadap Dimas yang dianggap sebagai saksi kunci. Begitu kita lakukan klarifikasi, nyatanya penyidik berbohong karena saksi kunci itu belum diperiksa penyidik. Kami benar-benar kecewa”, ujar Ach.Supyadi dalam perbincangan khusus dengan Madura Expose.com.

[Z@m/Fer]
MADURA EXPOSE-JEJAK-KASUS-TONI