Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Kapuskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tjipto Sumadi mengatakan institusinya bakal menarik buku paket pelajaran pra-sekolah dasar dengan isi yang bisa disebut mengandung ajaran ‘’radikalisme yang membahayakan”.
‘’Kami akan berkoordinasi dengan lembaga terkait, misalnya dengan pihak intelijen, agar buku tersebut dapat ditarik dari peredaran,” ujar Tjipto di Jakarta, Rabu (20/1).
Menurut Tjipto, tidak ada kewajiban anak pra-sekolah untuk membaca. Selain itu, diyakini buku bermasalah itu tidak melalui prosedur yang ditentukan Kemdikbud.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (DPP GP Ansor) Benny Ramdani menemukan buku bermuatan radikalisme itu digunakan di sejumlah taman kanak-kanak (TK), di antaranya di Kota Depok, Jawa Barat.
Buku paket pelajaran tersebut berjudul Anak Islam Suka Membaca jilid satu, dua, tiga, empat, dan lima. Dalam buku-buku itu didapati susunan kata-kata yang mengandung ajaran radikalisme dan dinilai membahayakan.
Sebutlah pada jilid lima terdapat kata-kata sa-hid-di-me-dan ji-had serta se-le-sai ra-ih ban-tai ki-yai. Pada jilid empat didapati kata-kata mu-na-fik, bom, dan ha-ti-ha-ti-man-haj-ba-til.
Sedangkan pada judul jilid tiga, kata Benny, didapati banyak kata mengandung ajaran radikalisme, seperti ge-ga-na-a-da di-ma-na, re-la ma-ti-de-mi a-ga-ma, ki-ta se-mu-a be-la a-ga-ma, ba-zo-ka di-ba-wa-la-ri, dan ha-ti-ha-ti zo-na ba-ha-ya.
[Harnas]