
Maduraexpose.com- Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Zainal Abidin (ZA)-Dewi Khalifah (Eva), yakin bisa mengalahkan pasangan Buysro Karim–Achmad Fauzi, calon petahana dalam pilkada Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, 9 September 2015.
Zaina Abidin yang lama menjabat Kepala Bappeda Pemprov Jawa Timur ini diyakini memiliki kekuatau lebih dahsyat dengan menggandeng Nyai Eva yang memiliki basis pemilih setia, terutama dikalangan puluhan ribu kaum muslimat NU yang tersebar di seluruh Kabupaten Sumenep.
Belum lagi paduan kekuatan Tim pemenangan yang dikomandani KH.Ramdhan Siraj yang pernah menjabat Bupati Sumenep selama dua priode. Ditambah lagi dengan kekuatan mesin politik partai koalisi paslon nomor urut 2 ini yang didukung oleh parpol besar seperti Parati Demokrat, PPP, Gerindra, Golkar, PAN, PKS, Hanura dan PBB.
“Kami tidak ingin berspekulasi, kami akan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk memenangkan Pak Zainal-Eva dalam Pilkada Sumenep 9 Desember 2015:, tegas KH. Ramdhan Siraj, Dewan penasehat Tim Pemenangan Zainal Abidin-Dewi Khalifah.
Dikalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sosok Zainal Abidin bukan hal baru lagi. Kiprahnya dan gaya kepemimpinannya yang tidak ‘semau gue’ jauh lebih diterima dan diharapkan menjadi agen perubahan birokrasi yang benar-benar membawa kesejahteraan bagi masyarakat, termasuk kalangan PNS dilingkungan Pemkab dan seluruh elemen dibawahnya.
‘Pak ZA itu tahu persis suka dukanya sebagai PNS yang benar-benar mengabdi kepada pemerintah dalam melayani masyarakat. Kalau beliau jadi Bupati Sumenep, kami yakin tak akan ada mutasi pejabat secara abal-abal”, ujar Tedi Muhtadi, salah satu relawan Sumekar (sebutan untuk pendukung ZA-Eva).
Ditambahkan Tedi, keluwesan berpikir dan kesederhaan sikap yang melekat pada sosok ZA mencerminkan kesiapannya menjadi orang nomor satu di Kabupaten paling timur di Pulau Maudra ini.
“Sejak awal dikabarkan mau mencalonkan diri sebagai Cabup Sumenep, kita hampir tidak pernah melihat ada gerakan narsis yang dilakukan oleh kubu Pak ZA. Pemimpin itu khan nggak boleh lebay. Harus memiliki akhlak yang mulya dan tidak suka berbohong. Kami melihat, sosok pemimpin baru yang membawa jargon perubahan itu lebih layak memimpin”, tandasnya.
(Hoz/Fer)