Scroll untuk baca artikel
Hot Expose

Detik-Detik “Kemarahan” Menjelang Penghitungan Suara

55
×

Detik-Detik “Kemarahan” Menjelang Penghitungan Suara

Sebarkan artikel ini

Dua pasangan calon (paslon) Busyro Karim-Ahmad Fauzi dan Zainal Abidin-Dewi Khalifah telah usai bertarung di gelanggang Pilkada Sumenep pada 9 Desember 2015 lalu.

Jauh hari sebelumnya, tepatnya tanggal 9 September 2015, Lembaga Survei Indepth menyampaikan prediksinya, bahwa perebutan kursi bupati dan wakil bupati kali ini, tak ubahnya sebuah ‘Big Match’ dari  dua kekuatan dua ulama besar yang sama-sama memiliki pengaruh besar ditengah masyarakat. Begitu juga dengan prediksi politik uang tak luput dari prediksi sebelumnya.

 

Andri Riswandi, Head Of Consultant Indepth meyakini pada proses pelaksanaan Pilkada serentak 2015, yang dibekali Undang-Undang Pilkada Nomor 1/2015 dan PKPU Nomor 12/2015 ini menjadi tontonan intrik politik yang cukup menarik bagi masyarakat Sumenep. Hingga tak salah, kalau kemudian Ia memberi judul surveinya  dengan diksi yang merumit, “Mencermati Persiapan Big Match Pilkada Sumenep 2015”.

Indepth mencatat kekuatan dari calon incumbent masih sangat diperhitungkan ketika berhadapan dengan rival sekaliber Zainal Abidin yang merupakan mantan Kepala Bappeprov Jawa Timur, yang dikenal dekat dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.  

Pihaknya memprediksi kekuatan ZA ini menjadi kuda hitam yang telah berhasil menggusur  HM Sahnan  yang dikenal sebagai calon anti Busyro.  Namun hal inilah yang membuat peta politik, dan sekali lagi, sesuai prediksi, pada akhirnya, tokoh kepulauan itu merapat ke kubu petahana sebagai bentuk sakit hati terhadap ZA atau setidak terhadap Soekarwo yang telah memborong semua kursi partai di dewan, kecuali PKB, PDIP dan NasDem.

------------------------